Siti Amanatillah merupakan nama yang diberikan oleh Kakak Sulung atas permintaan kedua orang tuaku. Sepertinya nama yang sulit di lafalkan orang sekitarku. Karena mereka lebih sering memanggilku dengan panggilan Neng atau agak panjang Neng Atilah. Kira-kira dari mana tuh dapat panggilan tersebut. Atau memang betul urang sunda mah resep motong-motong atau malah ngulang-ngulang nama.
Memutuskan menikah di usia ideal 25 tahun, langsung diberikan amanah kehamilan anak pertama.
Sempat Long Distance Mariage namun dengan siklus waktu yang dibilang santuy meski jarak memisahkan antar kota, kemudian antar pulau.
Jeda fresh gaduate ke menikah kurang lebih dua tahun. Mengisi kegiatan harian dengan mengajar di salah satu Taman Kanak-kanak, kemudian menjadi pengajar di berbagai Taman Pendidikan Al-quran. Kesempatan hadir saat ada perekrutan tenaga sukarela untuk mengisi kekosongan di Puskesmas Kecamatan, kemudian di pindahkan ke Puskesmas Pembantu yang lebih dekat dengan tempat domisili.
Setelah menikah dan hamil, diminta untuk resign supaya fokus mengurus anak. Kembali mengajar lagi di sebuah Taman Kanak-kanak, sampai akhirnya mengikuti kemana suami pergi.
Kesempatan lagi bekerja di sebuah Rumah Sakit, selesai masa training mengambil tes mengikuti rekrutment Tenaga Harian Lepas di Puskesmas Kecamatan dibawah Dinas Kesehatan. Tiga tahun berjalan, akhirnya mengandung anak ketiga dan memutuskan kembali ke rumah.
Bukan perkara yang mudah dalam menjalankan peran dengan sedikit ilmu. Namun, sudah berazam ngga boleh tinggal diam, banyak hal yang bisa dipelajari asalkan mau. Syukur-syukur ada ruang buat mengikuti pembelajaran yang dibutuhkan.
Petualangan pembelajaran menjadi Perempuan, Istri dan Ibu secara utuh bermula dari sini.
0 komentar:
Posting Komentar