Binar Lebaran

Leave a Comment



Alloohu akbar
Alloohu akbar
Alloohu akbar
Laa ilaaha ilalloohu alloohu akbar
Alloohu akbar 
walillaahilhamdu...

Masih terdengar sayup diingatan, tatkala takbir dikumandangkan. Namu hati menjerit, meronta mengingat lebaran kedua kalinya kita tak lagi bebas bersua kecuali hanya bisa lewat media saja.

Mungkin bagi sebagian orang berfikir, kalau niat pasti bisa bertemu muka. Namun, bagi sebagian yang lain mencegah lebih baik daripada menesal dikemudian hari. Peningkatan kasus, peraturan demi peraturan adalah warna kehidupan. Semuanya bebas mengambil pilihan. Termasuk kami yang lebih memilih berlebaran di tempat tinggal dan hanya bersilaturrahmi dengan tetangga, orang tua dan saudara yang berdekatan saja. 

Bayangan di awal Ramadhan kami bisa bersuka cita merayakan Ramadhan dengan mendapat kunjungan sudara-saudara dari luar kota. Apalah daya, beberapa minggu sebelum hari Raya pemerintah mengeluarkan peraturan larangan mudik disertai adanya penyekatan antar kota.

Robb... kami ikhlas, sekira ini kebaikan untuk kami.
Kami menyadari betapa banyak salah dan dosa kami baik pada diri, orang lain lingkungan sekitar apalagi kepada-Mu.
Namun kami tetap yakin, Engkau sebaik-baik tempat mengembalikan segala sesuatu. Tunjukanlah kami jalan agar bisa segera lepas dari musibah wabah ini. Alloohumma aamiin...

Semoga Ramadhan kali ini menjadi Ramadhan terbaik kita, sehingga kita bisa mencapai cita-cita untuk mendapatkan derajat taqwa. Aamiin yaa mujiib...

 

0 komentar:

Posting Komentar