Featured Posts


Pernahkah kau berfikir kenapa kita sampai didetik ini?


Pernahkah kau berfikir setelah mengalami kejadian dan menyadari kalau kejadian tersebut merasa sudah dialami sebelumnya. 


Dalam hidup terkadang terjadi pengulangan dan bahkan kita dihadapkan pada situasi dan kondisi bahkan ditemukan dengan orang-orang yang hampir serupa.


Berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain membawa saya pada kenyataan bahwa harus bertemu dengan orang-orang yang hampir mirip. Kemiripan baik dari segi rupa watak situasi dan kondisinya.


Lingkungan adalah salah satu faktor perubah sikap dan sifat seseorang.
Dulu saya adalah seorang yang pemberani, tegas, keras kepala, ulet. Seiring berjalannya waktu sifat-sifat itu memudar dan pada akhirnya saya harus lebih menerima seperti layaknya air mengalir. 


Adakalanya si keras kepala jika bertemu dengan yang serupa maka harus ada yang mengalah dan itu kejadian kepada saya.

Hidup hanya sementara. Saya tak bisa memaksakan kehendak diri untuk bersikukuh dengan kekerasan. Namun, ada saatnya saya pun harus membentuk kebahagiaan diri dengan cara yang mengalir. Mungkin saat ini bahagia saya melalui sikap mengalah. 

BAHAGIA kita yang ciptakan
BAHAGIA kita yang rasakan

BERBAHAGIALAH dengan penuh KESYUKURAN
Jangan menunggu BAHAGIA untuk BERSYUKUR
Tapi BERSYUKURLAH maka kita akan BAHAGIA


 

 

Aku Falqi, biasa dipanggil Kaka aktivitas pelajar Sekolah Dasar di sebuah kota kecil yang ramai dengan moda transportasi darat.

Sebelumnya aku pergi dan pulang sekolah diantar Mama, Ayah atau Kakak dengan menggunakan motor atau mobil. 

Pekan ini motornya mogok, sementara mobil dipakai Ayah untuk bekerja.

Akhirnya aku mulai belajar naik angkot dengan terlebih dulu ditemani Kakak yang sekolahnya satu arah. Tetap saja, barengan tapi harus bilang "kiri" sendiri. Itu pengalamanku pertama kali naik angkot.

Hari kedua naik angkot lagi bareng sama Kakak, pulangnya dijemput Mama. Sudah dipesan mau belajar bilang "kiri" saat mau turun. Tapi sepertinya Mama sajalah.

Hari ketiga naik angkot bareng teman bermain. Satu arah, beda kelas juga berbeda sekolah. Karena hari Sabtu Kakakku semuanya libur.

Gimana ceritanya?



Catatan November 2024 pekan kedua.


Semua kejadian adalah takdir yang telah digariskan. Begitu juga dengan kenyataan yang kadang tak sesuai dengan perencanaan.

Modal nekad bukan berarti tanpa perhitungan. Mungkin terlalu ekstrim, namun semuanya berjalan sesuai sunatullaah. Mengikuti alur perjalanan dengan berpegang pada ikhtiar.

Berdasar pada landasan suka dan bisa. Selama bisa diupayakan, kita akan usahakan. Tentu dengan keyakinan hanya Allah sebaik-baik tempat bergantung.

Semoga menjadi awal kebangkitan, menjadi sumber kebermanfaatan untuk diri, keluarga dan sekitar.

Sertai kami untuk senantiasa menghadirkan-Mu dalam setiap hembusan nafas. Menyertakan-Mu dalam setiap detak nadi.

Semoga kepasrahan kami menjadi kekuatan untuk mampu memenuhi amanah bahkan menjadikan berkali lipat untuk kebermanfaatan.

Selamat datang SIPUTIH, semoga menjadi wasilah kebaikan dalam kehidupan keluarga kecil BINAR. Melipat gandakan kebermanfaatan dalam kehidupan yang penuh kebahagiaan.



Garut, 7 Mei 2024

Sita

Enam Jam Perjalanan Yang Menyenangkan

Perjalanan bermula setelah sebelumnya mengalami drama swab yang harus dilakukan oleh adik ipar dan anak bungsu kami. Alasannya, karena baru melakukan vaksin kesatu.

Drama swab ini akan berlanjut ke perjalanan berikutnya. Hahaha

Surat swab ditangan, dilanjutkan dengan cek dan ricek tiket perjalanan. Mulai mencari tempat dimana akan menjadi ruang untuk menikmati perjalanan panjang.

Bersih dan nyaman untuk kami yang baru mengendarai moda transportasi Kereta Api. Lebaran Pasca Pandemi (3) Klik disini



Mengantar perjalanan dipandu oleh suara narator yang memperkenalkan kondektur dan menginformasikan setiap stasiun yang akan kami lewati.

Perjalanan dimulai dengan melewati padatnya kota Garut. Kemudian bergeser ke pemandangan pesawahan, perkebunan dan pemukiman penduduk yang kami lewati.

Stasion Cibatu merupakan stasiun pertama yang kami lewati. Kemudian mulai petualangan melewati jembatan terjal lingkar nagreg dan sedikit tanjakan dan belokan curam yang lumayan menguras emosi jiwa.

Sampai di Rancaekek banyak penumpang turun, berganti dengan penumpang naik yang sudah antri menunggu.

Setelah melewati beberapa stasiun kecil, akhirnya sampai di stasiun Kiaracondong. Sedikit support jantung, karena disana sedang banyak pengawalan polisi dengan berseragam buser.

Satu hal yang masih diingat adalah, melewati Masjid Al-Jabbar dalam pembangunan.

Sebelum mengetahui itu bangunan sebuah masjid, Kami sempat tebak-tebakan. Bangunan apakah itu? Terlihat seperti bukan masjid, tebakan saya itu Islamic Center.

Puncak perjalanan Bandung-Garut ada di stasiun Bandung. Artinya petualangan selanjutnya adalah melintas jalan tol menuju Purwakarta.

Masyaa Allaah wa tabarakallaah...

Perjalanan yang luar biasa, karena disini semua yang terlihat tampak kecil. Termasuk diri semakin berpasrah. Bayangkan saja jalan Ketera Api yang kecil kita lewati dengan sisi-sisi jurang, kira-kira apa yang ada dipikiran kita.

Apapun yang terjadi adalah kuasa Allah SWT, alhamdulillaah bisa terlewati. 

Pak Arif berkata : "Kita masuk Purwakarta setelah melewati terowongan."

Ternyata betul ada terowongan yang kita lewati. 

Selamat datang di stasiun Purwakarta. Kota kecil yang menyimpan banyak kenangan manis. Masuk Purwakarta seperti membuka kenangan indah perjuanga  beberapa tahun ke belakang.

Melewati setiap jengkalnya seperti sedang mereviu perjalanan masa lalu yang penuh makna. Ya, karena disini merupakan pengalaman berharga saat mengabdi kepada masyarakat sebagai tenaga nutrisionis.

Melihat marka penutup jalan Kereta terkenang saat saya membawa motor berhenti disana menunggu ular besi lewat. Melihat jalanan yang masih tanah, teringat saat bebelesekan menghindari genangan air saat hujan.

Dan saya pun tak ingin melewatkan untuk mengabadikan lewat video reels perjalanan Idul Fitri.



Lebaran kali kelima, setelah jeda dua tahun karena serangan Covid 19.

Karenanya pula kita kehilangan dua orang sekaligus. Kakak sulung dan ketiga, berpulang selang sehari tahun 2021.

Lepas musim PPKM kita bisa keluar area, saling berkunjung bersilaturahmi setelah terkukung hanya didaerah domisili.

Alhamdulillaah kehadiran hampir lengkap, hanya kurang tiga orang saja. 

Kebahagiaan yang luar biasa bisa berkumpul bersama dalam suka cita. 

Terima kasih sudah mengupayakan untuk datang, padahal tahu perjalanan menuju Garut di musim lebaran sangat tidak mudah.

Jarak yang lumayan jauh, kondisi di perjalanan macet dimana-mana. Tapi tidak menyurutkan semangat untuk hadir bertatap muka.

Semoga ditahun-tahun mendatang mendapat kemudahan segalanya dalam kondisi pas. Pas waktunya, pas ongkosnya, pas bekalnya, pas sehat lahir dan bathin.

Maafkan jika jamuannya kurang berkenan, hatur nuhun pisan perbekalannya sungguh luar biasa.

"Taqabbalallaahu minnaa wa minum shiyaamanaa wa shiyaamakum."

 



Kali kedua mengikuti tantangan ini, lebih terlihat santai. Pola yang dipakai pun lebih mengedepankan logika. Tentunya hal tersebut menjadi dasar berfikir lebih luas dan terbuka.

Bonusnya mendapatkan peringkat di level lokal. 



Hari ini kita mendapatkan tidak hanya satu tapi dua anugerah yang patut disyukuri. Poin 💯 untuk nilai PAS math semester 5 itu amazing. 

Namun yakin itu bukanlah hasil tiba-tiba, tapi buah kerja kerasmu yang bersungguh-sungguh berproses mempersiapkan segalanya.

Lain cerita dengan angkatan pilot project kurikulum merdeka, yang sedang sibuk memilah sampai untuk project ecobrick. 



Segala hal berbau sampah plastik dipilah untuk di potong kecil-kecil dijadikan bahan ecobrick.

Kedepannya bersiap-siap dengan project panen raya dengan kegiatan serupa market day.

Siswa di bagi tugas untuk memproduksi penganan yang siap dipasarkan pada pekan panen raya.

Apapun kondisinya pupuk terus semangat belajarmu dan tetap cerdas dalam mengambil hikmah. 

Nikmati prosesmu, maksimalkan peranmu.

Bahagia menjalankan segala aktivitasnya adalah poin utama untuk menjemput suksesmu. 

Barakallaahu fiik.

Bahagia selalu.


#abangstory

#aastory

#binarmotion


Semenjak anak masuk Sekolah Dasar Islam Terpadu tidak pernah memaksakan untuk mengikuti pengajian sore di lingkungan rumah. Mencoba menawarkan pernah, akan tetapi jawabannya mau ngaji di rumah aja bareng mamah.


Bukan tidak berkeras diri memberikan bekal ilmu agama. Namun ada sedikit rasa tanya yang menyelinap, apakah anak akan sanggup menanggung beban informasi yang begitu beruntun.


Awal memutuskan resign dari aktivitas publik. Menemukan kebiasaan yang di luar dugaan. Ya, setiap pulang sekolah anakku selalu melaporkan nilai yang dia dapatkan di sekolah. Mulanya senang-senang saja karena memang prestasi akademiknya bagus. Namun lama-kelamaan menjadi hal yang aneh di pikiran.


Tidak penah menduga dna menyalahkan orang lain, namun menelusuri kebelakang ternyata memang kebiasan sebelum kami berkumpul pertanyaan pertama yang diajukan adalah dapat nilai berapa di sekolah. Mungkin hal tersebut menjadi kebiasaan anak-anak ketika bersama dengan kami.


Sedikit mendapatkan ilmu parenting bahwa baiknya ketika pulang sekolah tidak menanyakan apapun kecuali kebahagiaan ana-anak beraktivitas di sekolah. Jadi ketika anak pulang yang Ibu lakukan itu coba perhatikan kondisi anak, jika tampak biasa saja bisa menanyakan "bagaimana nak, senang nggak tadi di sekolah?". Pertanyaan seperti ini akan memunculkan berbagai respon, bisa anak senang kemudian menceritakan apa yang memuatnya senang atau sebaliknya sedih namun tetap menceritakan kesedihannya tersebut.


Yang dilakukan sebagai orang tua adalah menunjukkan sikap empati dengan mengaminkan rasa yang di ceritakan si anak. Misal ketika  bahagia "Wah, mama ikut senang kalau kakak senang" atau "Kalau kakak sedih mama jadi ikutan sedih, tapi jangan khawatir.... ".


Mencoba memperbaiki kebiasaan melaporkan nilai, maka saya yang akan mendahului bertanya. Alhamdulillaah lambat laun mulai berubah, tidak ada ketegangan ketika mendapatkan nilai yang di luar ekspektasi. Karena tidak pernah lagi ditanya mengenai nilai, terlihat lebih enjoy dengan aktivitas sekolah dengan jam belajar full day. 


Kini fase tersebut sudah di lewati. Saatnya mendampingi adiknya yang dengan takdir-Nya kami masukkan ke Sekolah Dasar Negeri.


Saat kakak sekolah sang adik lebih nyaman main dengan kakaknya. Ketika kakaknya sekolah, sang adik lebih memilih bermain di rumah saja. 


Kini kakaknya masuk SMP, adik masuk SD Negeri dengan jam pulang lebih cepat. Paling telat jam 11.00 WIB sudah nyampai rumah. Maka, waktu bermain dengan teman-teman yang sama-sama bersekolah di Negeri pun menjadi lebih leluasa. 


Butuh penyesuaian lumayan lama, setelah menawarkan untuk ikut ngaji di lingkungan rumah. Belum mau, masih mau di rumah sama kakak. Namun berjalannya waktu, seringnya main dengan teman-teman dan puncaknya saat diperbolehkan mengikuti lomba menggambar yang di adakan madrasah ketika memperingati hari kemerdekaan. Atas takdir Allah SWT besoknya meminta untuk ikut ngaji bareng teman-temannya. 


Mencoba mengikuti sunahnya, menawarkan diri untuk mengantar. Rupanya anaknya belum mau diantar. Merasa sedikit bersalah, namun mencoba memberikan ruang leluasa supaya anak nyaman terlebih dahulu. In syaa Allah untuk ijin dilakukan tanpa sepengetahuan anak.


Kini, sudah beberapa hari mengikuti pengajian. Menyiapakan iqro, buku dan alat tulis sendiri. Memilih tas bekas sekolah TK untuk membawa alat-alat tersebut. Bahkan memberikan tawaran untuk ditambah uang jajan menjadi 5 ribu sehari, dengan rincian 3 ribu bekal sekolah dan 2 ribu untuk bekal ngaji.


Bagi kami ketika bekal ada bukan masalah. Namun kebahagiaan tak terhingga ketika tidak dengan paksaan menyuruh anak untuk mengenal agama. Mungkin kami tak sekeras orang lain, namun kami mempunyai cara tersendiri supaya anak lebih memahami hakikat bukan malah merasa terpaksa dalam menjalankan kebaikan terutama untuk mengenal yang Maha Pencipta.


Semangat anakku, semoga senantiasa istiqomah dalam menjalankan kebaikan yang di ridhoi-Nya

 

Membuat Sistem Tata Surya

Tugas praktek terakhir untuk kegiatan ujian akhir tahun kelas enam adalah membuat miniatur sistem tata surya. 

Mulai dengan mendiskusikan mau memakai konsep dan bahan apa, kemudian mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dan mulailah kita eksekusi pembuatannya.

Bahan yang diperlukan :
1. Stereofom
2. Karton hitam
3. Kertas lipat warna-warni
4. Kardus bekas
5. Double tip
6. Spidol
7. Cat air
8. Pensil dan benang

Cara membuat :
1. Potong karton sesuai ukuran stereofom. Kemudian tempelkan karton yang sudah dipotong dengan menggunakan double tip.

2. Setelah karton terpasang ikat pensil dengan benang. Kemudian posisikan ujung benang berada di pojok atas. Buat garis lengkung dengan menarik pensil dari atas ke bawah kira-kira 10-15 cm. Buat garis lengkung kedua dengan menambah 8-10 cm. Lakukan terus sampai pada garis lengkung ke 8.

3. Warnai karton dengan membentuk gradasi angkasa. Tebalkan garis dengan menggunakan warna putih. Buat bintik-bintik sebagai bintang bertaburan.

4. Selesai membuat orbit, buatlah lingkaran sebanyak 9 buah dengan menyesuaikan ukuran dari terkecil sampai besar di atas kardus bekas. Kemudian buat lingkaran sesuai ukuran di atas kertas lipat sesuai warna planet. Tempelkan kertas ke atas kardus sesuai ukurannya. Hias planet dengan cat air, kombinasi kertas lipat supaya lebih mirip dengan aslinya.

5. Pasangkan planet-planet sesuai urutannya : Matahari, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus. Uranus dan Neptunus. Kemudian rekatkan dengan double tip tempel tepat di garis orbit masing-masing.

6. Beri nama, siap di presentasikan.


***

Mempelajari Sistem Tata Surya 

Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. 

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar. 

Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Jupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Keempat planet terdalam, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars adalah planet kebumian yang terdiri atas batuan dan logam. Sementara itu, keempat planet terluar adalah planet raksasa yang jauh lebih besar dari planet kebumian. Dua planet terbesar, yaitu Jupiter dan Saturnus adalah planet raksasa gas yang sebagian bersar terdiri atas hidrogen dan helium. Dua planet lainnya, Uranus dan Neptunus, adalah planet raksasa es yang terdiri atas senyawa dengan titik leleh lebih tinggi dari hidrogen dan helium, disebut senyawa volatil seperti air, amonia, dan metana. Wikipedia

Pembelajaran Tugas Akhir

Ketika anak bertanya, untuk apa mempelajari sistem tata surya? Jawaban spontan yang bisa diberikan adalah untuk bisa mengenal keagungan Sang Pencipta.

Namun ternyata dibalik tugas tersebut, bisa diselipkan pembelajaran luar biasa mengenai kehidupan. Baik tentang belajar kesabaran, belajar ketelitian dan belajar menyampaikan apa yang difahami dari apa yang sudah diketahui dan pembelajaran lainnya.

Pun dengan memberikan pembelajaran tentang Keimanan, lebih mengena ketika anak memahami sebagian ciptaan-Nya. Maka saat itu juga kita bisa memberikan pengetahuan akan adanya Allah SWT sebagai pencipta apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.

Ada makhluk sebagai ciptaan, itu merupakan bukti nyata adanya Kholik sebagai Sang Pencipta.

Selamat belajar!