Tetiba melihat video pemandangan dengan aliran sungai melintas di beranda facebook. Ragu mengenali tempat tersebut, namun yakin bahwa itu adalah tempat kelahiranku setelah mengetahui bahwa adik sepupu yang merekamnya ketika menyempatkan diri pulang ke kampung halaman.
Sungai ini adalah ikon kebangggaan kami sebagai anak kampung. Semasa kecil sungai ini menjadi salah satu tempat favorit untuk menghabiskan waktu bermain bersama teman-teman.
Adanya bebatuan yang besar kami jadikan tempat leluasa untuk bisa bermain lompat-lompatan. Tempat yang asik untuk membilas pakaian.
Meski bebatuan tersebut sudah sering kami gali untuk kebutuhan pengaspalan jalan atau sebagai pondasi rumah yang akan dibangun. Namun tetap saja tak terlihat berkurang.
Berbagai hewan air pun masih banyak. Teringat saat kecil kami melakukan pencarian ikan bersama-sama dengan istilah "ngabarak lauk". Tentu berbeda dengan mancing dan memakai alat portas yang membahayakan. Ngabarak adalah membuat aliran air menjadi terhenti dengan membuat petakan dengan cara membendung hulu dan hilir. Hal ini dilakukan setelah merasa yakin kalau bebatuan yang akan dikeringkan airnya sudah terlihat ada kehidupan hewan air seperti ikan, udang dan lain-lain.
Dikerjakan bersama-sama sambil tertawa bahagia. Tak pernah merasakan susah. Buat kami, bersama teman-teman itu adalah petualangan.
Biasanya tak pernah salah memilih tempat, pulang bermain di sungai bisa membawa sekantong keresek ikan-ikan dan udang yang siap di goreng.
Kalaulah masih kurang banyak, ada kolam Bapak yang masih banyak ikan impunnya buat diserok memakai ayakan. Hehehe
Goreng ikan yang cukup di kasih garam, disantap dengan nasi hangat yang baru diangkat dari tungku perapian kemudian diakeul di bakul. Adalah kebahagiaan kami berikutnya.
Selesai makan, kembali melanjutkan aktivitas bermain. Tiba waktu magrib, saatnya menuju masjid tempat kami mengaji bersama.
Sebelum ada listrik, kami bahagia mengaji dengan bantuan lampu tempel. Atau terkadang jika ada yang meminjamkan, menggunakan lampu bohlam yang menyalakannya dengan cara di pompa.
Itulah masa-masa keseruan kami yang tidak pernah merasakan keterbatasan.
Justru, segala sesuatu bisa kami manfaatkan sebaik-baiknya. Waktu yang berjalan 24 jam, tidak pernah terlewatkan dengan sia-sia. Selalu diisi dengan suatu kegiatan yang mengandung pembelajaran, karena dunia kami adalah dunia bebas bermain.
Sumedang, 2022
NA
0 komentar:
Posting Komentar